Senin, 30 Mei 2011

Pengen Punya Photo Digital, Sepeda Fixie, Honda Jazz . . .

Pengen Punya Photo Digital, Sepeda Fixie, Honda Jazz . . .

Pengen, Handak (dalam bahasa daerahku), Want, Wish (english, lang). Sekedar punya keinginan benda dalam otak ku... Benda yang mana, sebagian orang bisa mencapainya, sebagian yang lain “boro-boro” mencapai, melihatnya secara langsung aja gak pernah, apalagi mencapainya . . .
Ini benda yang gua maksud :

1. Photo Digital (Canon)


Kenapa gua pengen Benda ini?
Alasannya, simpel aja . . .
Gua mau memotret “momen-momen” yang gokil, gila, sakral, penting, sedih, bahagia, sukses, gagal dan ekspresi laen yang hampir nggak bisa di ungkapkan dengan visual gambar Photo . . . Kemudian gua ceritakan, tuliskan, share pada orang-orang banyak. Terserah orang, mau berkomentar apa pada hasil Photonya, yang jelas gua Cuma mencoba mengeksplore diri untuk kepuasan hati gua.
Jika yang terlihat pada hasil Photonya, “lagi bersedih” mungkin gua bisa bagi gambar-gambar tersebut kepada semua orang, kemudian orang berkomentar apa to the image (pada gambar ntu).
“sedang bokek” (BOlong Kantong EKe) gua share (bagi) dah ke semua orang... Mudah-mudahan dengan gua share gambar BOKEK gua, orang bisa perhatian pada ke Bokek an gua . . . (he..he..he... just kidding).

2. Ini keinginan gua yang kedua :


Ini alasan gua pengen punya sepeda ini. Biar bisa gaya, and ikut trend aja (sekarang bulan Juli 2011-05-30). Ada alasan lain juga. Menurut penglihatan mata gua yang penuh nafsu ini, sepeda ini cocok dengan mata gua. Enak di pandang. Simpel (gak neko-neko kata orang Jowo). & yang jelas gak kalah lah, style nya.

Tuh, lihat gambar di atas. Keren abis . . . Tapi untuk sekarang gua masih belum punya sepeda Fixie nih. Untuk orang-orang yang pengen sepeda ini, tulis tuh dalam “buku keinginan” loe semua (beli di toko buku kosongan, merek Sinar Dunia ato yang laennya) .Terus usaha kayak apa caranya biar bisa jadi “nyata” apa yang loe tulis dalam “buku keinginan” loe. Tips-tips “tulis-menulis keinginan” ini saya dapat dari pak Jajang. Beliau seorang Entrepreneur EU (Entrepreneur University). Entrepreneur University (EU) ini jangan loe anggap kayak suatu perkuliahan, kampus-kampus layaknya seperti UGM, Universitas Indonesia, nggak sama-sekali. EU ini adalah Sebuah Komunitas pengusaha yang tersebar di Seluruh Indonesia. Yang gua tangkap sih, tujuan dari EU ini adalah supaya memajukan perekonomian di Indonesia, yang mana saat ini (sekarang gua nulis bulan Mei 2011) di Indonesia pengusaha hanya ada sekitar 450.000’an pengusaha, atau masih sekitar 0, 25% dari populasi Indonesia yang ada sekitar 240juta penduduk. Untuk menuju suatu negara yang Maju, besar, adalah bersyaratkan jumlah pengusahanya ada sekitar 2% dari jumlah populasi penduduk negara tersebut. Indonesia belum ada ½ % nya pun. Ini yang sangat membuat pak Jajang dan kawan-kawan EU berasa “risih”, kok sudah merdeka dari tahun Agustus 1945 sampai sekarang Mei 2011 Indonesia masih menjadi “Negara tertindas” oleh negara-negara adidaya maju lainnya. Bagaimana gak tertindas, dari penglihatan sekitar gua aja, “tanah” Indonesia yang mana habis gua makan mangga, gua buang bijinya ke “tanah Indonesia” ntu, besoknya sekitar 4-5 harian, plukutuk muncul dah yang namanya “pohon mangga kecil” atau bibit pohon mangga. Subur tanahnya Indonesia, SDA Sumber Daya Alam, yang ampuuun, masya Allah suuuuuuuugihnya, kok malah masih tertinggal dengan negara-negara yang mempunyai SDA terbatas tetapi bisa maju. Yah, ini aja yang bisa omongin. Sorry gua bisanya Cuma nulis ini, belum bisa ngasih “solusi” untuk majunya Indonesia. Yang jelas, untuk menjadi “besar”, “maju” di mulai dari “langkah pertama”. Kemudian langkah yang kedua, ketiga, kesepuluh, seratus dan akhirnya maju dan besar. Gua aja dulunya belum bisa jalan, ehhhh 2-3 tahun kemudian gua bisa jalan, bahkan jungkir balik. Kemudian 20 tahun kemudian bisa ngendarai motor. Gila kan, yang asalnya gak bisa jalan sama sekali, 20 tahun kemudian baru bisa naik motor & mengendarainya. Intinya ya itu : “SABAR menjalani PROSES” . . .

3. Honda Jazz


Honda Jazz. Oooowh Honda Jazz... yang terlintas di pikiran gua mobil ini. Gua kadang berkhayal enaaaaknya pas di depan rumah gua ada Honda Jazz ini parkir, yang mana mobil itu mobil gua sendiri. Syeeeeet, gua keluar rumah maju ke samping Honda Jazz untuk membuka pintu Mobil dan masuk ke Mobil tersebut. Gua pegang setir mulus yang berbentuk bundar (kalo setengah bundar setirnya F-one), terus gua mundurin mobil ini dan keluar dari gang rumah gua (rumah gua masuk gang sedikit bro) ceeeessss, asyiknyaaa . . .!!! gua lihatin tuh ke semua orang bahwa gua, yang dulunya gak siapa-siapa, yang dulunya pake Vespa Butut (tapi Vespa berkah) sekarang sudah bisa punya Honda Jazz. Ini suatu kebanggaan tersendiri buat gua yang dulunya gak ada apa-apanya.
Gua mau bercerita sedikit nih tentang Vespa gua. Tipe Vespa gua, Vespa VX, gede, bodinya warna merah, bokongnya gua coret-coret pake phylox warna silver. Ini termasuk Vespa yang karirnya bersama gua Cuma 1 ½ tahun, cuman lumayan punya banyak “kisah, cerita & pengalaman”. Nih cerita gua mulai :
Pagi hari itu, (gua lihat keluar rumah sekitar gua keadaannya basah. Ini pastinya tadi malam hujan)dari rumah, gua yang kerja di Rumah Sakit sebagai tenaga GS, kesiangan bangunnya dari tidur malam gua. Sudah kesiangan, sholat shubuhnya aja udah hampir mepet-mepet sholat dluha. Cepet-cepet tuh gua ambil HandPhone, tuk lihat jam berapa sekarang. Ehhh ternyata pas gua lihat jam sudah jam 6.45 WIB. Padahal kerja gua masuk jam 7.00 WIB. Iya sih gak ada hukuman kalo umpama telat, tapi rasa “gak enaknya” sama temen ini yang gua pikirin. Dah, gua mandi buru-buru, mandi merek “bebek” asal celup dengan air dikit ditambah kombinasi sabun sedikit, selesai dah... pake seragam dah gua sekarang, kebetulan gua dapet celana seragam baru dari kantor gua. Gua pake dah celana seragam baru yang masih kelihatan mulus gosokan setrikanya. Sudah merasa rapi, penampilan luar gua, kemudian makan, sheet...sheet...sheet... selesai dah gua makan ½ porsi makan nasi kolaborasi dengan “Ndog dadar” (telur dadar, Java lang). Nah it’s time to drive my Butut Vespa, gak sampe situ aja masalah. Gua menghidupkan Vespa ini perlu perjuangan dan semangat 1945 supaya bisa mengudara di atas aspal nantinya. Ncek mbreeem, ncek mbreeem, ncek mbreeeeeeeeem, bemm ... bem ... bem ... tang ... tang ... tang ... (kalo lagi pertama hampir-hampir mirip begini lah, suara Vespa gua). Alhamdulillah, hidup vespa gua setelah gua “miring-miringin” sedikit tuh vespa (ini terjadi hampir semua Vespa yang ada di seluruh Indonesia). Gua pegang stang gas Vespanya, gua tarik kopling stang Vespanya, and gooooo . . . ngebut tuh keadaannya... karena pikiran gua yang dah gak karuan, mampir dah otak gua ke sosok “Valentino Rossi”. He..he..he... (gak kebayang V. Rossi sampe ngendarai Vespa Butut gua). Dengan masih terbawa khayalan “Rossi”, gua gas abis tuh Vespa gua. Dengan keadaan aspal yang masih basah, gua dengan confidentnya, percaya diri, seakan-akan “ban Vespa” gua ban khusus aspal basah yang bermerek “BRIDGESTONE”. Pas pada tikungan depan Masjid Agung daerah gua, (sekitar 250 meter dari rumah sakit tempat gua kerja) di depan gua ada satu pengendara sepeda motor. Dalam khayalan gua, itu adalah Dani Pedrosa, makanya gua tekan abis tu gas, tuk menyalip Dani Pedrosa tersebut. Sebelum sampe tikungan, gua mau niat rem. Ciiiiiiiiitttt, braaakkkkkk. !%@^@&$*)(*@&^$^@^#*^... Jatuh lah gua... dengan keadaan Vespa tertidur menyamping, gua jatuh terseret aspal sepanjang 2-4 meter dalam keadaan duduk. Untungnya di tikungan tersebut tidak banyak yang menonton Rossi yang terjatuh (he..he..he... gua). Apesnyaaaa, celana seragam baru gua pada bolong-bolong semua. Baaah, terpaksa gua pulang kerumah lagi dalam keadaan sehat wal afiat, Cuma lecet-lecet sedikit. Ini lah cerita yang gua gak mau kasih endingnya, and pesannya. Biar sang reader aja yang menerjemahkan dan mengomentarinya. Owwh yah, gua mau kasih tau tentang GS tadi. GS adalah istilah dari temen kerja gua. Singkatannya tim “Gerobak Sodor”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar